Sejarah Desa

26 Agustus 2016
Administrator
Dibaca 927 Kali

Sejarah Desa

Desa Peterongan merupakan satu kesatuan dari 3(tiga) Dusun, yaitu:

  1. Dusun Peterongan.
  2. Dusun Sukorejo.
  3. Dusun Singopadu

Keberadaan desa peterongan konon sejak abad ke 17 (tujuh belas), asal nama dari “peterongan” pada jaman dahulu kala, wilayah dimana desa peterongan ini berada, masih berupa hutan, namun sudah ada penghuninya, dan masyarakat yang menghuni di wilayah tersebut mata pencariannya adalah berkebun sayur mayur, mayoritas tanaman sayur mayur yang di tanam oleh masyarat tersebut adalah tanaman “terong” oleh karena itu masyarakat tersebut menamakan desa “peterongan” yang berarti: banyak tanaman terong.

Karena perkembangan waktu, perkembangan masyarakat mulai bertambah banyak, dan perluasan wilayah mulai berkembang, maka wilayah desa peterongan mulai dibagi menjadi 3 (tiga) bagian wilayah, namun, posisi dimana awal pertama kali wilayah yang di huni masyarakat bergeser dari tempat semula, masyarakat melakukan perpindahan wilayah (migrasi) namun tidak jauh dari tempat semula, hanya sekitar 1 (satu) kilo meter bergeser ke selatan.

Karena terjadi pembagian wilayah tersebut, maka wilayah utama dimana masyarakat itu mulai menempati wilayah tersebut, dan tokoh setempat yang dianggap paling pengaruh yaitu: “nyai pandan sari “  menamakan  tempat tersebut dinamakan dusun “peterongan”.

Kemudian wilayah yang ke 2 (dua) yang dibawah pengaruh seorang tokoh yang bernama: “ mbah srilah” menamakan tempat tersebut dengan nama dusun “sukorejo”, yang mempunyai makna: suko = senang – rejo = ramai, karena konon masyrakat wilayah tersebut suka dengan keramaian dan pesta-pesta.

Untuk wilayah pembagian yang ke 3 (tiga) dibawah naungan seorang tokoh yang bernama “mbah balandhong” menamakan tempat tersebut dengan nama “singo padu”singoberati singa dan padu berarti bertengkar, karena  konon diwilayah tersebut sering dijumpai hewan sejenis singa yang bertengkar.

Desa peterongan sekitar tahun 1880 dipimpin seorang kepala desa yang bernama : haji mensal dan berjalan cukup lama, kemudian digantikan oleh seorang kepala desa yang bernama mbah lurah “dhongkol”  kemudian digantikan oleh kepala desa haji “ikhsan”, kemudian mbah “sarimin”, kemudian digantikan bapak “sumarno”, setelah bapak sumarno berhenti digantikan dengan kepala desa karteker dari polri yaitu bapak “sutomo”, setelah bapak sutomo habis masa jabatanya, pada tahun 1990 mulai diadakan pemilihan kepala desa, kemudian calon kepala desa tunggal, yaitu bapak “m. Rowi ahamad, ba”. Menjadi kepala desa peterongan, dan pada tahun 1998 di gantikan kepala desa perempuan bernama ibu “sukemi” kemudian pada tahun 2007 jabatan kembali di pegang oleh bapak  “m. Rowi ahmad, ba” sampai dengan tahun 2013. Dan pada tahun 2013 – 2019 digantikan kepala desa bernama bapak “Fatkhur Rosyadi”, kemudian pada periode saat ini kepala desa di jabat oleh ibu “Sukemi.